.

Monday, September 3, 2012

Sejarah Michael Jordan

Saya akan menjelaskan alasan kenapa Michael Jordan adalah pemain basket terhebat sepanjang masa. Hanya ada dua label untuk pemain dalam olahraga: juara atau gagal.
Kemenangan adalah satu-satunya tolak ukur kesuksesan seorang atlit dalam olahraga dan jumlah kejuaraan yang dimenangkan atlit tersebut adalah satu-satunya statistik yang relevan dalam mengukur kemampuan seorang pemain.
Baik anda setuju ataupun tidak, memang banyak cara untuk mengukur kehebatan seorang pemain. Namun biarlah kita berasumsi bahwa anda semua setuju akan hal ini. Karena dalam sebuah olahraga, kemenangan sangatlah dihargai.
Kita suka seorang pemenang. Kita suka bila tim kita berhasil menang. Dengan berdasarkan pada pandangan di atas, maka tolak ukur kehebatan seorang pemain basket bisa diukur dari cincin juara yang ia dapatkan. Jordan adalah pemain terbaik yang pernah memainkan olahraga bola basket di dunia. Seorang model yang super perfect untuk semua orang yang ingin belajar basket.
Jordan memiliki fondasi basket yang bagus, mempunya jiwa kepempimpinan, dan yang paling penting, ia selalu menang. Enam cincin juara didapatkan Jordan tiga kali berturut-turut di tahun 1991-1993 dan 1996-1998.
Saya akan melewatkan Bill Russell sebagai pemain terhebat dengan 11 cincin juara dalam argumen ini karena dua alasan: 1) Saya tidak pernah melihat permainan Bill Russel, 2) Persaingan tim-tim di NBA pada era Russell tidak seketat sekarang. Misalnya pemain berkulit hitam masih sedikit jumlahnya waktu itu. Aturan-aturan yang membatasi jumlah pemain hebat dalam satu tim seperti salary cap dan luxury tax belum ada. Free agency belum diciptakan.
Olahraga basket belum berkembang seperti zaman sekarang dengan adanya scouting kelemahan lawan, peraturan-peraturan basket seperti garis three point, dan lain-lain. Intinya, era Russel ketika ia meraih 11 cincin tidak bisa dibandingkan dengan era Jordan yang meraih enam cincin karena situasinya jauh berbeda. Bahkan menurut saya, kita tidak bisa membandingkan pemain dari dua era yang berbeda.
Sebagai pembanding Jordan, kita akan melihat pemain yang paling mirip secara skill, gaya bermain dan prestasi. Di era saat ini, pemain yang paling mendekati dengan Jordan adalah Kobe Bryant. Kobe adalah pemain yang hebat. Lima cincin juaranya tidak bisa dikesampingkan dan dipandang sebelah mata. Lima cincin juara adalah sebuah prestasi yang hebat.
Namun Kobe tidak akan pernah bisa melewati Jordan walaupun ia mendapat enam cincin juara sekalipun. Di akhir artikel ini, anda akan mengerti alasan saya mengatakan hal tersebut.
basket, Jordan, Indonesia, Pemain, basket indonesia, michael, Masa, Adalah, Terbaik, Sepanjang, Kenapa, Alasan, terhebat, mengapa, GOAT, sportku
Tiga cincin juara pertama Kobe diraih bersama Shaq, seorang pemain yang sangat dominan di liga NBA saat itu, bahkan lebih hebat dibanding Kobe versi muda. Shaq adalah sebuah alasan besar kenapa Kobe mendapat tiga cincin pertamanya. Tanpa Shaq saat itu, sulit buat Lakers menjadi juara.
Kobe memang adalah seorang pemain dengan kemampuan individual yang hebat. Hal itu ditunjukkannya ketika ia mencetak 81 points dalam satu pertandingan di regular season. Namun sayangnya, seiring dengan ditinggalnya Shaq, prestasi Lakers langsung merosot jauh, dan prestasi individual hebat Kobe tertutup dengan buruknya rekor Lakers di regular season saat itu.
Tanpa cincin juara, apalah artinya jika Kobe mau mencetak 100 points dalam sebuah game sekalipun. Malah Shaq lebih dulu mendapat cincin keempatnya di tahun 2006 bersama Miami Heat, setelah berpisah dengan Kobe.
Salah satu keberuntungan Kobe ketika mendapat tiga cincin pertamanya adalah: ia masuk ke NBA di usia muda [langsung bermain di NBA setelah lulus SMU], mendapatkan tim yang bagus di usia muda, dan pelatih yang sudah terbukti sukses [Phil Jackson dengan enam cincin juara sebelum bergabung dengan Lakers].
Namun Jordan juga beruntung karena di era keemasannya, Jordan tidak harus berbagi spotlight dengan Magic Johnson ataupun Larry Bird. Walaupun demikian, Jordan menghancurkan semua pemain hebat [siapapun] yang menghalangi jalannya menuju tangga juara, diantaranya ada: Isiah Thomas, Magic Johnson, Clyde Drexler, Patrick Ewing, Alonzo Mourning, Charles Barkley, Gary Payton, John Stockton, Karl Malone, Shawn Kemp, John Starks, Tim Hardaway, dan masih banyak lagi.
Cincin juara Kobe yang keempat didapat ketika tidak ada tim lain di NBA yang pantas/siap menggondol gelar. Shaq sudah tua, LeBron James dikalahkan oleh Orlando Magic yang memiliki tim lebih kuat. Celtics yang seharusnya memiliki kesempatan besar untuk mempertahankan gelar juara mereka di musim sebelumnya harus menerima kenyataan pahit karena Kevin Garnett mengalami cedera, yang membuat peluang mereka menjadi juara sirna seketika.
Di final NBA tahun 2009, Orlando bukanlah sebuah tim yang siap untuk menjadi juara. Jameer Nelson yang merupakan pemain bintang Magic, harus mengalami cedera panjang dan baru bisa bermain lagi di final, namun tidak bisa menemukan performa terbaiknya. Lakers menjadi tim terkuat di tahun 2009, karena memang tidak ada lagi tim yang pantas.
Cincin juara Kobe yang kelima, ini yang menarik, didapat melalui susah payah-sampai game ketujuh. Selama tiga kuarter, tim Kobe selalu tertinggal di game terakhir tersebut. Di menit-menit terakhir game penentu tersebut, baru akhirnya (dengan susah payah) Lakers berhasil membalikkan kedudukan dan mengalahkan Celtics. Tapi bukan Kobe yang membalikkan kedudukan tersebut.
Tim Lakers begitu kuat sehingga mereka bisa tetap menang atas Celtics walaupun Kobe tidak bermain bagus. Sama seperti kasusnya di tahun 2009, tim Lakers secara keseluruhan adalah tim yang lebih baik dari lawannya, bukan karena Kobe seorang diri bermain luar biasa. Tapi karena Lakers punya Phil Jackson, Pau Gasol, Derek Fisher, Lamar Odom, Trevor Ariza, Ron Artest, Sasha Vujacic, Shannon Brown, Andrew Bynum, Mitch Kupchak [GM Lakers] dan Jerry Buss [owner dari Lakers].
GM Lakers berperan besar dalam mendatangkan sebuah alasan mengapa Kobe tiba-tiba berpeluang mendapatkan cincin keempat dan kelima: Pau Gasol, seorang big man dengan kemampuan menyerang yang sangat luar biasa, memiliki IQ basket yang tinggi, rebound yang bisa diandalkan, defense yang lumayan, dan kemampuan passing yang sangat under-rated.
Bagaimana seandainya jika GM Memphis Chris Wallace tidak membungkus kado Gasol untuk Lakers? Kobe akan bertahan dengan tiga cincin saja. Kobe harus bersyukur punya arsitek tim seperti Mitch Kupchak dan mengalami keberuntungan dari tindakan bodoh Chris Wallace yang memberikan Gasol begitu saja.
Anyway, seandainya Kobe adalah Jordan, Celtics pasti sudah dihabisi di tahun 2008, dan Kobe sudah mendapat cincin keenamnya di tahun 2010. Bahkan di tahun 2011 ini, Kobe mencoreng nama Phil Jackson, dengan membuat timnya kalah 4-0 dari Dallas Mavericks di semifinal wilayah Barat.
Michael Jordan tidak akan kalah jika mempunyai Andrew Bynum, Lamar Odom, Pau Gasol, Derek Fisher, Ron Artest, dan Phil Jackson di timnya. Kobe disapu bersih, padahal ia mempunyai tiga center setinggi 7 feet yang berskill luar biasa plus pelatih dengan cincin juara terbanyak [11], memalukan.
Jordan bisa menang tanpa center yang bagus, Kobe malah punya tiga: Odom adalah starting center timnas Amerika yang meraih medali emas di kejuaraan dunia tahun 2010, Pau Gasol adalah pemain terbaik kejuaraan dunia tahun 2006, dan Bynum adalah center dengan badan dan power yang lebih besar dibanding Dwight Howard.
Jordan tidak akan membiarkan lawan menghabisinya di puncak terbesar olahraga basket. Pantang baginya untuk kalah dan apa saja pasti dilakukan Jordan agar timnya bisa menang. Jordan tidak akan membiarkan timnya gagal, tidak seperti Kobe.
Sebagai perbandingan saja, jika kita tidak menghitung musim terakhir Jordan bersama Bulls [1997-1998], shooting percentage terendah Jordan dalam karirnya sebagai pemain Bulls masih lebih tinggi dibanding shooting percentage tertinggi Kobe dalam karirnya sebagai pemain Lakers.
Terlebih lagi, lima cincin juara Kobe didapatkan dengan cara yang sama sekali tidak seperti Jordan. Tiga cincin didapatkan dimana ia bukan pemain terhebat di klubnya, satu cincin didapatkan karena timnya adalah tim yang kuat, dan cincin terakhir didapatkan bukan karena Kobe sebagai alasan utamanya.
Cara Kobe mendapatkan lima cincinnya tidak sehebat dan seperti Jordan. Michael Jordan menjadi juara dengan center semacam Bill Cartwright dan Will Purdue, bahkan dengan point guard seperti BJ Armstrong di timnya.
Masalahnya cincin juara yang didapat Kobe mengikuti tren dimana seorang superstar big man dibutuhkan untuk menjadi juara. Kobe punya big man hebat seperti Robert Horry, super big man seperti Gasol, dan super duper extra superstar big man dalam diri Shaq.
Tanpa mengesampingkan peran Kobe [karena tiga cincin juara yang didapatkannya bersama Shaq adalah peran mereka berdua], peran Shaq dalam meraih juara begitu dominan, lebih dominan tepatnya. Bukan artinya Kobe seorang pemain yang tidak hebat, he is very very very good player, but not a great one. At least not as great as no #23-Michael.
Jordan mendapatkan enam cincin juaranya dengan cara yang sangat luar biasa. Ia menghabisi lawan-lawannya dengan elegan. Di saat-saat kritis, tembakan Jordan lebih banyak masuk dibanding meleset. Sangking banyaknya, orang lebih mengingat tembakannya yang masuk daripada meleset di saat yang menentukan.
Di saat-saat genting, dimana timnya membutuhkan Jordan untuk menyelamatkan mereka, Bulls selalu bisa mengandalkan Jordan untuk membawa timnya menang. Tembakan-tembakan penentu kemenangan Jordan selalu datang di pentas terbesar seperti NBA Finals, alias di saat yang tepat. Itulah alasan yang membuat Jordan menjadi pemain terhebat.
Cerita kepahlawanannya melegenda karena ia membuat tembakan-tembakan penting di pentas terbesar, ketika semuanya dipertaruhkan. Lihat bagaimana Jordan menutup karirnya di cincin keenam [mari kita semua berpura-pura untuk melupakan karirnya di Wizards sebagai seorang pemain].
Game keenam di tahun 1998, skor 3-2 untuk Bulls, dan Jazz memiliki home court advantage di game ketujuh-bukan pertanda yang baik, namun seperti biasa di saat genting seperti ini Michael akan menampilkan sinar kebintangannya.
Skor pertandingan 85-86, Bulls tertinggal dengan waktu kurang dari 20 detik, Michael malah berhasil melakukan steal terhadap Karl Malone, menggocek Bryon Rusell, dan melakukan “The Last Shot”. Game over buat Jazz, Bulls juara lagi untuk yang keenam kalinya. Siapa bintangnya? Jordan.
basket, Jordan, Indonesia, Pemain, basket indonesia, michael, Masa, Adalah, Terbaik, Sepanjang, Kenapa, Alasan, terhebat, mengapa, GOAT, sportku
Selain itu, jangan lupa bahwa big man dominan yang biasanya menjadi keharusan para tim untuk menjadi juara di NBA, tidak dibutuhkan Jordan. Jordan menjadi juara tanpa big man handal, enam kali! Mendapat satu cincin juara tanpa big man saja sulit.
Jordan melawan logika, Jordan adalah pahlawan utama dari timnya, dan Michael selalu menjadi alasan utama mengapa timnya menang [hal itu dibuktikan dengan enam Finals MVP]-baik itu dengan tembakan penentu kemenangan, passing ke orang yang tepat, maupun lewat defense, Michael selalu menjadi pemain terbaik di Finals, the best of the best.
Jordan selalu membuat keputusan yang tepat dan Jordan SELALU mengakhiri NBA Finals dengan indah. Ia tidak pernah kalah di partai penentu-NBA Finals. Itulah alasan mengapa Jordan akan selalu menjadi yang terbaik.
Bila Kobe mendapat tujuh cincin juara pun, orang akan bilang Shaq ‘membantunya’ meraih tiga cincin dan Gasol menyumbangkan sekian cincin. Kobe mendapat cincin juara dengan bantuan pelatih Michael.
Lima MVP regular season dan enam MVP Finals milik Jordan dibandingkan dengan satu MVP regular season dan dua MVP Finals milik Kobe. Apakah Kobe lebih baik dari Jordan? Yang benar saja. LeBron saja harus meminta bantuan dari Dwyane Wade dan Chris Bosh.
Walaupun suatu saat akan ada orang yang melampaui peraihan cincin juara Jordan, jalan yang harus ditempuh pemain tersebut seperti mendaki gunung everest dengan satu tangan dan mata tertutup.
Memang melampaui Jordan adalah tugas maha sulit, selain butuh keberuntungan [mendapat tim yang bagus], pemain yang ingin melewati Jordan harus meraih cincin juara lebih dari enam tanpa bantuan seorang big man yang dominan, menjadi pemain terhebat dalam timnya, membuat tembakan-tembakan penentu kemenangan di partai-partai super penting seperti NBA Finals, dan menang.
Tidak akan ada lagi pengganti Jordan. Hanya ada satu Jordan. Hanya ada satu pemain terhebat. Tidak akan ada pemain lain yang bisa melampaui apa yang Jordan capai, termasuk Kobe.

0 comments:

Post a Comment